Thursday, November 27, 2008

Story 4 Seasons

Summer 2004
“Eru kamu kenapa? Kok bete gitu? Sini sama aku.” kata Ken
Eru mendekat.
”Kamu bisa pake punggung aku buat nangis. Atau bersandar di pundak aku,” sambil menggenggam erat tangan Eru.
Kemudian Eru memutar badan Ken sampai sampai membelakangi dirinya. Eru memeluk Ken dari belakang seraya tersenyum erat.
”Eru, kalau kamu butuh aku, I’ll always be here for you. Sebut saja namaku. Aku pasti datang!”

Falls
”Ken??” Eru mencari-cari Ken masih di tempat yang sama. Ke sana kemari.
”Ken??!!”Eru mengulang sekali lagi. Kemudian jongkok memungut daun kuning yang gugur.
”Ya??” Suara dari belakang Eru menjawab. Eru segera memeluk lengan kiri Ken.
”Kamu nggak apa kan, Ken?” Aku mimpi kamu celaka.”
”Gak pa-pa kok.... Emm.. Eru chan...”
”Apa?”
”Kimi no koto daisuki”
“It’s falls. You don’t say it when it’s falls!”
“But I can’t wait till spring!”
Senyum gembira merekah di wajah Eru, “Kimi no koto bakkari kangaeteta.”
“Ureshi na ima wa,” jawab Ken lega.

Winter
Eru dengan mantel krem memakai muffler biru yang ada bola-bola lembut di ujungnya. Kaos tangan putih juga. Ia duduk di situ sama seperti summer kemarin.
”Ken?” Ia mencari di sekeliling tamamn itu. Tidak ada jawaban.
1 jam... 2 jam... Keesokan harinya.. Minggu berikutnya...
Eru tetap suka mendatangi tempat itu. Ken yang diharapkan tidak ada.
Ia menangis untuk lelaki itu. Ia masih menanti seorang lelaki tinggi yang rapuh, akan melambai dalam interval gerimis winter itu.

Spring
Eru naik dalam subway itu. Senyum-senyum ceria dari wajah-wajah sama cerianya dengan suasana musim semi. Tapi tidak dengan Eru.
Pada arah jarum jam 2 dari tempat Eru duduk, Eru memandangi sosok yang dikenalnya. Bersama sosok lain di sampingnya. Belum jelas apa itu. Eru tidak berani menyebut nama ’Ken’, walau berbisik sekalipun. Eru hanya memandang sedih terpaku. Sampai lelaki itu sadar dan menoleh ke arah Eru. Hening. Tak ada sapa. Tak ada perasaan terkejut. Tak ada apa-apa. Lelaki itu Ken. Dia menarik sosok di sampingnya bersandar di bahunya. Itu cewek! Dia mengusap kepala perempuan itu, memeluknya sayang. Sambil sesekali menoleh lagi ke arah Eru.
Tanpa sadar Eru menitikkan air mata mengelilingi pipi dan telinganya.
Ia turun dari subway itu. Ken mengejarnya sambil mengarahkan panah shoot cameranya.
”Pliz Eru, ini yang terakhir. Ini bukan kemauan aku. Cuma kamu yang ada di sini,” kata Ken menunjuk hatinya.
”Buat apa kamu ambil gambarku lagi? Buat pamer ke orang-orang kalo kamu udah bodohin aku? Ini lho anak yang suka sama aku trus nangis karena aku campakkan. Gitu?!”

I cry silently
I cry hopelessly
I cry inside of me, cz I know I never breathe your love again
(Westlife, I cry)


Malamnya...
Eru menatap bingkai itu.
”KEN & ERU, ZUTTO ISSHO NI”

Ia meraihnya, mengeluarkan tulisan itu dari bingkainya. Membakarnya dalam ingatannya. Tak ada lagi kata-kata KEN & ERU, TRULY TOGETHER. T_T

P.S : Mijn hartelijke dank. Arigato ne, sayonara ooji-sama! ^_^

0 comments:

Post a Comment

Subscribe to: Post Comments (Atom)