Thursday, November 27, 2008

Cat Rambut vs Risikonya

Cat rambut bukan lagi identik dengan menutupi uban rambut. Di kalangan yang berhati muda, baik wanita maupun pria, mengecat rambut lebih sering diangggap sebagai eksperimen untuk tampil beda dan fashionable. Kebiasaan ini bahkan sudah mengakar dan merupakan rutinitas layaknya memotong atau mencuci rambut.*ups, ketahuan* Dalam setahun rambut bisa berganti warna 2-5 kali.

Amankah kalau cat rambut begitu sering mampir ke kepala kita, mengingat daftar bahan kimawi yang tecantum pada label cukup panjang?

Riset tentang kaitan cat rambut dan kanker telah dilakukan sejak tahun 70an. Cat rambut merupakan bahan kosmetik yang paling banyak diteliti. Bepuluh-puluh penelitian telah memastikan dan menyingkirkan risiko pada gangguan kandung kemih, kanker payudara, tumor otak, dan non-hodgkin’s lymphoma (kanker ganas pada kelenjar). Karena itu risiko mendapat kanker karena cat rambut sangat kecil sehingga tak perlu dikhawatirkan.

REAKSI SAMPING BAHAN
Meskipun demikian masih ada beberapa hal lan yang perlu dipertimbangkan. Bermacam-macam reaksi bisa terjadi pada kulit sensitif. Ada berbagai macam metode mengecat rambut. Praktik yang umum sekarang ini, rambut di bleaching terlebih dahulu sebelum dicat. Dalam bleaching, rambut dikerok dan ditipiskan agar zat berwarna mudah masuk ke dalam rambut. Bleaching, secara otomatis menggunakan bahan ammonia. Bahan kimiawi aktif ini, dapat mengakibatkan kerontokan dan kebotakan. Lagipula saat dipakaikan kulit akan terasa perih. Selain ammonia ada bahan-bahan lain yang perlu diwaspadai, antara lain p-phenylenediamine (PPDA), rhodamin B, dan hydroquinon. Jika mengenai kulit, PPD yang merupakan alergen atau zat pencetus alergi bisa menyebabkan kelopak mata bengkak atau gatal-gatal, serta merah-merah sekeliling garis rambut. PPD dicampurkan dalam konsentrasi lebih pekat pada cat rambut yang gelap warnanya.

Jadi waspadalah jika anda mengecat rambut anda dengan cat rambut cokelat atau hitam.
Sementara itu cat rambut pirang pun bisa membuat kulit pecah-pecah, kulit kepala terasa panas dan kepala jadi pusing yang disebabkan oleh pemutih peroxide dan amonia. Amonia bermanfaat untuk penetrasi cat ke dalam rambut. Amonia seharusnya dihindari. Biasanya kandungan amonia tercantum pada label. Jadi sebaiknya pemakai cat rambut memeriksa label dan tidak pasrah begitu saja kepada salon atau penata rambut.

HENNA YANG ALAMI
Agar aman, cat rambut dipilih sealami mungkin. Kendala memakai bahan alami seperti kemiri san minyak cem-ceman yang diramu dari beberapa bahan alami seperti nenek moyang kita adalah tidak praktis dan tidak memberikan efek yang memusakan karena cepat luntur.
Satu-satunya cat rambut yang benar-benar alami adalah henna, itupun hanya berlaku untuk henna warna jingga-merah yang tidak sesuai untuk banyak orang.

Memang, yang namanya produk olahan pasti ada campuran bahan kimianya. Yang perlu diperhatikan jika memakai henna, rambut akan sulit diganti dengan warna lain karena pori-pori rambut menjadi lebih rapat. Berlabel alami belum tentu aman.
Meskipun begitu, memilih cat warna herba masih lebih menguntungkan bagi kesehatan rambut. Paling tidak, cat rambut herba biasanya bebas ammonia dan recorcinol (membantu menyesuaikan tone rambut tapi merusak kulit kepala). Cat rambut alami yang juga sangat rendah kandunga PPD dan paraben – pengawet yang mempunyai efek negatif pada hormon.

S.O.S Rambutmu!!

  1. Kenali jenis kulit anda tergolong sensitif atau tidak. Kulit kepala yang sensitif mudah berketombe, terasa gatal yang bisa merembet ke kulit muka dan bahkan menimbulkan radang kulit.
  2. Kalau tidak yakin apa efek cat rambut yang akan dipakai, mintalah proteksi sebelum rambut dicat dengan pemberian serum pada kulit dan rambut
  3. Lakukan uji sensitivitas terlebih dahulu sebelum memakai cat rambut.
  4. Untuk mencegah kerontokan rambut, imbangi dengan perawatan rambut lewat creambath atau hair spa dengan memberi nutrisi pada rambut sekaligus membuat rambut relaks untuk merangsang regenerasi sel-sel rambut.
  5. Jangan terlalu sering mengecat rambut. Lakukan tiga bulan sekali.
  6. Dan sekali lagi, jangan lupa membaca label untuk mengetahui kandungan bahan dalam cat rambut.

4 comments:

  1. Dengan di cat rambut bisa kah kutu rambut hilang?

    ReplyDelete
    Replies
    1. engga, sama aja. yang ada malah tukang salonnya ga mau ngecat rambutnya

      Delete
    2. Kenapa malah gamau ngecat kalo Ada kutunya ?

      Delete
  2. Jadi ratu sehari memang harus istimewa. Perawatan pranikah tidak cukup hanya sehari saja untuk dapat hasil maksimal. Yuk, berhemat merawat tubuh seperti di spa tanpa ke salon.

    Klik http://fastmobilepoint.com

    Tersedia produk perawatan pranikah, perawatan wajah, perawatan tubuh, perawatan payudara, dll ^^v

    ReplyDelete

Subscribe to: Post Comments (Atom)